Mungkin beberapa dari kita sudah ada yang tahu kota Pontianak yang terletak di Indonesia, tepatnya di Kalimantan Barat. Nah, kalau belum tahu baiknya coba search ke Mbah Google.com. Bila sudah ketemu, coba cek pencarian gambar. Bila anda menemukan sesuatu yang aneh dari gambar itu, maka memang begitulah adanya. Google cuma sebuah mesin pencari berbasis Internet yang mengumpulkan data berdasarkan data yang ada disana. Seperti yang beberapa orang tahu, bahwa kota Pontianak itu berbatasan dengan Malaysia, dan tidak aneh bahwa nama kota itu berasal dari serapan bahasa Melayu.
Sekarang
kita masuk kepada intinya, seperti judul yang disematkan pada artikel diatas
yaitu Pontianak atau Pantianak, maka saya ingin bercerita sedikit satu cerita
mitos rakyat yang sudah berkembang disana. Dikatakan oleh Wikipedia.org juga
bahwa Pontianak itu merupakan serapan dua kata melayu. Dua kata itu adalah
Ponti artinya hantu, dan Anak sama seperti bahasa Indonesia yang artinya anak.
Jadi dari dua kata diatas jelas bahwa Pontianak itu berarti hantu anak. Yang
mana kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, Pontianak biasa dikenal
sebagai (Also Known As / A.K.A) Kuntilanak (cek KBBI).
Baru-baru
ini ada hal yang menggelitik yang ingin saya informasikan dari beberapa sumber
di Internet. Dikatakan dalam suatu forum, ada seseorang mengatkan bahwa
“menyedihkan sekali, masyarakat di Pontianak, karena mereka masih tersandera
oleh pemahaman keliru oleh pemahaman mitos tentang sejarah berdirinya kota
Pontianak yang berbau mistik” Ketika petikan kalimat itu terlintas, maka ada
sesuatu yang menggeletik saya, sebab tak ada yang perlu berkata sedih, sebab
orang melayu mempunyai pepatah lama yang berkata : “Apalah arti sebuah nama ?”
Saya menafsirkan pepatah tersebut sebagai suatu keadaan seseorang yang
mencermikan bahwa nama itu tidak mencermikan orangnya. Sebagai contoh, saya
mempunyai kenalan orang yang bernama Soleh, tetapi ternyata hidupnya gak saleh
tuh. Boro-boro sholat lima waktu, bulan Ramadhan aja masih cari-cari alkohol
buat mabuk. Hadeuh, Soleh, Soleh, ganti
aja nama lo dari Soleh jadi Boleh, supaya lo bebas lakukan aja ; apa yang
menurut lo boleh. Sebagai tambahan aja, saya juga punya kenalan orang yang
bernama Akbar (Eng : Great), tetapi secara fisik tubuhnya kecil, bahkan sikapnya
juga gak seperti sikap orang besar, kalau mengacu arti mulia (Great dalam
bahasa Inggris).
Oleh
karena itu nama sebuah nama entah itu sekedar nama atau pun nyata, baiklah
jangan campur adukan agama dengan kepercayaan masyarakat. Karena bisa aja,
akibat banyak orang Melayu Kalimantan yang tinggal di Pontianak, nama itu jadi
terpeleset. Coba kita berimajinasi, dan berspekulasi, bahwa saat itu orang
bukan Melayu telah menetapkan bahwa nama Panti (rumah), dan Anak (anak), tetapi
berhubung pada saat berkembang para orang Melayu ada yang mendengar kata Ponti,
sebab pas banget dia melihat Ponti (hantu), eh… jadinya lebih terkenal nama
Pontianak. Hehehe, siapa yang tahu ? Sebab tidak ada data yang valid. No
offense ya…
Lanjut
cerita ; ada yang tahu lagu Efek Rumah Kaca – Lagu Cinta melulu ? klik linkini, bila ingin tahu lagu tersebut...
Di salah
satu lirik kalimat nya, ada petikan seperti ini :
Lagu cinta melulu…
Kita benar-benar Melayu….
Suka mendayuh-dayuuuuuh…
Lagu cinta melulu..
Nah, dari empat bait petikan diatas, mari
telisik kata “Dayuh” di KBBI *(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Cuma kalau saya
gak salah dengar ya ? Yang sayang dengar itu Dayuh (Sedih), bukan Dayu
(Berbunyi sayup). Nah, sebagai salah
satu rumpun Melayu, walaupun sebenarnya sudah hilang menjadi satu Indonesia
(Ingat sebagian orang Timur yang berkulit hitam gelap bukan rumpun Melayu,
namun mereka saudara kita). Jika adanya kita memang sekarang ini masih mudah
mendayuh-dayuh atas sesuatu yang tak terlalu begitu berisi. Eitsss…. Lebih baik
kita jangan bersedih untuk hal remeh-temeh, karena lebih baik kita bersedih,
sebab masih banyak Korupsi yang merong-rong sendi kehidupan bangsa kita. Dimana
kita sudah lepas dari lubang macan pada Era Orde Baru, eh… sekarang masih
terjebak pada konsep berpikir berkenegaraan yang lama (Petinggi doyan
memperkaya dari uang bukan seharusnya).
Kembali pada cerita Pontianak, itu sekedar
nama atau nyata sih ?
Wikipedia.org
menceritakan dua versi, yang pertama seperti ini :
Nama
Kota Pontianak yang berasal dari bahasa melayu ini dipercaya oleh sebagian
orang ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang kerap kali diganggu
oleh hantu Pontianak/Kuntilanak, ketika beliau membuka hutan Kalimatan, oleh
karena dia masih terus dibuntuti oleh hantu tersebut saat menyusuri sungai
Kapuas, maka Syarif Abdurrahman memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan
tembakan meriam untuk mengusir hantu kuntilanak, sekaligus juga untuk member
tanda bahwa dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya
didirikan. Jadi dikatakan Wiki ; peluru meriam itu tepat jatuh di dekat
persimpangfan sungai Kapuas, dan sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama
Kampung Beting.
Wikipedia.org
menceritakan dua versi, yang kedua seperti ini :
Seorang
sejarawan Belanda, V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling menuliskan
bahwa Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari
Batavia. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin
Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), meninggalkan
Kerajaan Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan
adik sultan Banjar Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran. Ia berhasil
dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal
pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan
terhadap penjajahan Belanda.
Dengan
bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal
Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Pasir.
Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di
sebuah pulau di Sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan
kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur.
Wilayah inilah yang kini bernama Pontianak.
Kalau
kita mau sok Ilmiah, dan berpikir sistematis, maka kita tidak bisa menerima
keduanya. Tetapi kalau saya disuruh memilih, saya tidak keberatan memilih versi
yang pertama, sebab disana mengandung arti etimologis (cabang ilmu kata
asal-usul kata). Sedangkan cerita versi kedua, hanya tiba-tiba aja ada kota
bernama Pontianak, tanpa menjelaskan cerita kenapa nama kota itu seperti itu.
Haahh, kembali lagi saya mau berkata pepatah Melayu : “Apalah arti sebuah nama
?” Kita adalah kita sebagaimana kita yang dilihat, dirasa, dan diterawang
#Cara_membedakan_duit_palsu
Sekarang
mari kita lanjutkan cerita Pontianak dari segi cerita bangsa disekitar kita.
Jangan takut ya, kalau agak horor.
Brunei, Malaysia, mungkin juga Singapura
(tetapi sepertinya tidak)
Oleh karena Brunei, dan
Malaysia rumpun Melayu, maka tidak asing bahwa budaya, dan cerita masyarakat
Indonesia sering kali mirip dengan Indonesia. Bahkan contohnya untuk cerita
mitos ini pun, kedua negara ini sama. Dikatakan dari Wikipedia.org (versi
English Malayu) :
Persamaan Kuntilanak dengan Pontianak
· Umumnya, kuntilanak digambarkan sebagai wanita
cantik berambut panjang dan berbaju panjang warna putih. Kuntilanak digambarkan
senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul
selalu diiringi harum bunga kemboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati
bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak
dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri
dijalan yang sunyi. Oleh karena itu, cerita ini kemungkinan bertujuan
menghindari golongan wanita daripada diganggu oleh pemuda-pemuda yang takut
akan Kuntilanak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi. Dalam cerita
seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh
mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.
Perbedaan Kuntilanak
dengan Pontianak
· Versi Malaysia mengatakan bahwa Pontianak
memiliki lubang dipunggunnya, sedangkan kalau di Indonesia yang punggungnya
bolong itu Sundel Bolong.
Thailand, mungkin Kamboja, mungkin juga
Laos
Persamaan Kuntilanak dengan Mae Nak (Mae Nak Phra Khanong /Nang Nak)
· Sama-sama Hantu anak (Kuntilanak) ; Anek
Nawikamul, seorang sejarawan Thai, meneliti cerita dan menemukan sebuah artikel
di surat kabar Siam Praphet ditulis oleh KSR Kularb, tanggal 10 Maret 1899.
Kularb mengaku kisah Mae Nak didasarkan pada kehidupan Amdaeng Nak (อำแดง นา ก, " Ibu Nak "), putri dari Tambon
pemimpin Phra Khanong bernama Khun Si. Amdaeng Nak meninggal saat dia hamil.
Anaknya, khawatir bahwa ayahnya mungkin menikah kembali dan warisannya memiliki
dibagikan ke pihak lain. Dia mengenakan pakaian
wanita dan melemparkan batu kapal yang lewat untuk membuat orang berpikir hantu
Nak telah melakukannya.
Perbedaan Kuntilanak dengan Mae Nak (Mae Nak Phra Khanong /Nang Nak)
· Mae Nak dipuja seperti sesuatu yang sakral. Tidak ditakuti, karena cerita horor Mae Nak tidak menganggu, sebab sering diberikan persembahan. Sebagai tambahan ; di Thailand ada Kuil
Mae Nak berdiri di samping Klong Phra Khanong, di Wat Mahabut, sebuah kuil
besar turun Soi 77 off Sukhumvit Road . kuil adalah sebuah bangunan rendah di
bawah pohon besar dengan atap yang meliputi batang pohon. Kuil utama memiliki
beberapa kuil kecil di sekitarnya.
Filiphina
Persamaan Kuntilanak
dengan Manananggal (Aswang)
· Hantu jenis ini dikatakan suka memakan bayi dan
janin dari rahim ibu. Mahluk ini juga bisa memakan bayi dengan cara melewati
lidah panjang mereka melalui lubang kecil dari atap rumah. Dikatan juga bahwa
lidah-nya yang tajam bisa menyentuh pusar ibu untuk menghisap darah janin atau
anak yang belum lahir.
·
Manananggal
digambarkan sebagai menakutkan, sering mengerikan, biasanya digambarkan sebagai
perempuan. Kata Manananggal berasal
dari Tagalog kata Tanggal (kognitif Melayu Tanggal), yang berarti "untuk
menghapus" atau "untuk memisahkan", yang secara harfiah
diterjemahkan sebagai "remover" atau "separator". Dalam hal
ini, "orang yang memisahkan diri".nama juga berasal dari ekspresi
yang digunakan untuk tubuh terputus.
Persamaan Kuntilanak
dengan Manananggal (Aswang)
· Manananggal
adalah aswang yang bisa terbang setelah memisahkan diri dari bagian bawah
tubuhnya. Nama ini makhluk itu berasal dari kata Filipina, Tanggal, yang
berarti "untuk memisahkan" karena kemampuan Manananggal untuk memisahkan diri dari tubuh yang lebih rendah.
Mahluk ini dikatakan selalu mampu memutuskan tubuh bagian atas, dan menumbukan
sayap seperti kelelawar besar, lalu dia akan terbang setengah badannya yang
atas saja pada malam hari untuk mencari korban nya.
Vietnam
·
Sepertinya negara ini tidak mempunyai Hantu anak (Kuntilanak), atau sebagainya.
·
Mungkin karena Vietnam cenderung mirip sedikit
dengan budaya China, jadi dalam hal folk (cerita dongeng, mitos, atau cerita
masyarkatnya) berbeda.
Sebagai
informasi aja, sesaat saya menulis ini sekitar subuh dini hari. Dan saat persis
jam 4 subuh kurang lima belas menit, saya mendengar suatu suara ribut yang
jelas bukan suara adzan subuh. Suara itu mirip senandung yang berubah jadi
teriakan samar. Sesesaat saya merinding, lalu saya menajamkan suara indera
pendengaran saya, namun suara itu langsung berubah seperti suara suara ribut
yang dimirip-miripi adzan subuh. Namun saat saya mendengarkan lagi dengan
seksama, ternyata bukan juga. Intinya saya memberikan wejangan aja kali anda
pernah mengalami ketakutan akan roh-roh begitu-an, saya hanya punya satu resep
yaitu jangan takut, tunjukan bahwa mereka bukan apa-apa. Sebab saya telah
memakai cara ini dua kali, dan berhasil. Yang kedua ini cuma sendiri yaitu ;
saat saya menulis artike ini. Cuma kalau yang pertama ber-tiga sama tetangga.
Yang lucunya saat itu, kita ber-tiga sangat jelas mendengar senandung lagu
(gumam lagu tanpa bersuara hanya melantunkan nada). Nah, sesaat saya buat suara
senandung itu bahan bercandaan, dan akhirnya ada suara benturan besar dari
samping tembok rumah teman saya, tetapi kami tetap tertawa, sebab kami sudah tidak
takut. Eh, setelah suara benturan, maka senandung Mba Kunti sudah hilang.
(*kayaknya doi mengambek, soalnya kita tidak takut. Hehehe…)
0 comments:
Posting Komentar